Mengatasi masalah lingkungan dan sosial melalui program lanskap di Indonesia
Dalam rantai pasokan minyak sawit, tantangan-tantangan seperti deforestasi dan masalah hak asasi manusia tidak spesifik berpusat di satu pemasok atau sektor sawit saja. Untuk mengatasi masalah yang umum di suatu kawasan dan seluruh komoditas, Cargill bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan melalui intervensi di tingkat lanskap. Dengan bekerja sama dalam program lanskap, risiko sosial dan lingkungan yang kompleks dan terus menerus terjadi, yang melibatkan pihak-pihak pabrik, petani dan pembeli, akan lebih mudah dikelola. Selain itu, kami juga mengajak institusi pemerintahan yang keterlibatannya diperlukan untuk menegakkan perubahan sistemik.
Di provinsi Riau, Indonesia, kami bermitra dengan Proforest untuk menerapkan program lanskap di kabupaten Siak dan Pelalawan, juga di desa Sungai Linau. Mendorong kerja sama antara perusahaan, petani, pembeli, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya dalam menjalankan program lanskap ini dan terbukti menjadi pendekatan yang efektif untuk mendorong perubahan transformasional jangka panjang.

Program Lanskap Siak dan Pelalawan
Sejak 2018, koalisi yang dibentuk Cargill dan delapan perusahaan lainnya telah bekerja dengan Consortium of Resource Experts (CORE) atau Konsorsium Pakar Sumberdaya Alam – yang mencakup LSM Daemeter dan Proforest – untuk menjalankan Program Lanskap Siak dan Pelalawan. Program ini difokuskan untuk mencapai beberapa tujuan utama: 1.) melindungi dan meningkatkan hutan, lahan gambut dan ekosistem alam; 2.) memberdayakan petani kecil dan masyarakat lokal untuk meningkatkan mata pencaharian mereka; 3.) memastikan penghormatan tenaga kerja dan hak kepemilikan tanah dalam sektor sawit; dan 4.) mengejar tujuan produksi minyak sawit yang berkelanjutan melalui peningkatan kebijakan dan rencana per kabupaten.
Program ini kini sudah melibatkan lebih dari 50 pabrik, 23 organisasi pemerintah dan 17 LSM. Lebih dari 15 desa sudah mengikuti program ini, yang mencakup lebih dari 221.000 hektar lahan. Pelatihan telah diberikan kepada lebih dari 1.400 penduduk desa tentang restorasi hutan dan lahan gambut, praktik pertanian yang berkelanjutan, pemetaan dan ketertelusuran desa, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Program dukungan desa telah dibuat untuk meningkatkan penggunaan praktik pertanian yang positif terhadap alam, termasuk konservasi hutan, biodiversitas, dan lahan gambut. Program dukungan desa juga membentuk tim pemadam kebakaran dan memberikan pelatihan memadamkan kebakaran demi mencegah deforestasi.
Langkah penting dalam usaha melawan deforestasi adalah kemampuan melacak dari mana sawit dipanen hingga pabrik mana yang mengolahnya. Dengan mengetahui wilayah penanaman kelapa sawit, kita dapat memantau area tersebut guna mendeteksi dan menanggapi masalah dengan cepat dan mencegah deforestasi lebih lanjut. Kabupaten Siak dan Pelalawan sudah memiliki 100% keterlacakan terhadap perkebunan di tingkat desa. Informasi ini penting untuk memastikan kepatuhan dan mengambil tindakan jika diperlukan di seluruh lanskap.
Cargill berkomitmen untuk memberantas deforestasi dari rantai pasokan pertanian kami secara global untuk mencapai bebas dari deforestasi dan konversi (DCF) sebelum tahun 2030, dan komitmen ini juga berfungsi untuk mempertahankan sumber daya alam kita, dimulai dari penjaga Bumi kita di garis depan – para petani. Demi melindungi lahan di masa depan, kita harus menjaga kesehatan dan ketahanannya mulai sekarang. Dengan berinovasi dan menerapkan solusi jangka panjang yang melestarikan tanah dan sumber air, serta mendukung ketahanan pertanian, kita dapat membantu masyarakat dan komunitas untuk berkembang dalam jangka panjang.

Program Lanskap Produksi Sungai Linau
Kami juga bekerja sama dengan pekebun kelapa sawit di desa Sungai Linau, kabupaten Bengkalis, sebagai bagian dari program lanskap untuk menguji pendekatan baru dalam mengelola dan memantau lahan di luar kawasan resmi yang dikenal sebagai konsesi usaha kebun sawit, di mana perkebunan kelapa sawit diizinkan. Berdasarkan pengalaman, kami telah belajar bahwa sistem dan pemantauan satelit untuk mengatasi keluhan yang selama ini berhasil menghentikan deforestasi hutan dalam konsesi yang lebih besar, juga perlu diterapkan untuk kebutuhan pekebun sawit. Untuk menyelaraskan pendekatan kami, Cargill, Proforest, dan perusahaan-perusahaan dari setiap tahap rantai pasokan minyak sawit berkumpul untuk membentuk Grup Kerja Sama Minyak Sawit dan Grup Aksi Produksi dan Perlindungan di Luar Konsesi (PPBC).. Pendekatan PPBC yang kami uji di Sungai Linau berfokus pada perlunya keterlibatan dengan pekebun sawit, dukungan untuk mata pencaharian desa, dan juga konservasi kawasan hutan dan lahan gambut.