Mempermudah akses air dan sanitasi di Indonesia
Akses air, sanitasi dan kebersihan (WASH) di Indonesia sangatlah penting dan kompleks karena sebagian besar masyarakat Indonesia tidak memiliki satu hal yang dibutuhkan agar WASH dapat efektif; yaitu akses ke air keran vang bersih. Kebanyakan masih menggunakan air sungai, sehingga mereka berisiko terpapar bakteri penyebab penyakit .
Kurangnya akses air bersih kemudian berkontribusi pada terjadinya diare, malnutrisi dan yang lebih signifikan lagi, stunting. Stunting, yang dialami oleh lebih dari satu dari empat anak di Indonesia, adalah suatu gangguan tumbuh-kembang akibat gizi buruk dan infeksi yang berulang.
Dengan berinovasi dan menerapkan solusi yang berkelanjutan yang melestarikan tanah, sumber air, dan mendukung ketahanan pertanian, kami bisa membantu orang-orang dan masyarakat untuk berkembang dalam jangka panjang. Cargill mengedepankan penggunaan lahan dan air yang bertanggung jawab serta menerapkan inovasi dan solusi yang berkelanjutan yang menjaga kelestarian sumber air. Untuk mencapai tujuan penggunaan air yang bertanggung jawab, Cargill berupaya di seluruh rantai pasokan kami untuk mengembangkan dan mempercepat solusi pertanian yang melindungi dan meningkatkan sumber daya air.
Dengan melihat besarnya tantangan WASH di Indonesia, Cargill di Indonesia mencanangkan dua program. Pertama, Cargill bermitra dengan inisiatif lima-tahun yang didanai oleh USAID yaitu program Air Perkotaan, Sanitasi dan Kesehatan, Penyehatan Lingkungan untuk Semua (IUWASH PLUS) di Indonesia, dan yang kedua. Cargill meningkatkan kemitraan Cargill global dengan agensi kemanusiaan CARE USA, dalam mendukung WASH di masyarakat sekitar lokasi Cargill beroperasi di Indonesia.
Prioritas utama kami adalah membantu masyarakat Indonesia memiliki akses air bersih yang teratur dan dapat diandalkan. “Proyek ini bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyediakan akses yang lebih besar ke air minum yang aman. Kami membantu rumah tangga untuk mendapatkan saluran PDAM baru di Kabupaten Bogor dan Gresik. Mereka mendapatkan manfaat dari air minum yang lebih aman, biaya penyambungan air yang lebih terjangkau, dan tarif air yang paling rendah,” jelas seorang pejabat dari Proyek USAID IUWASH PLUS.
Agustina Handayani, salah satu penerima manfaat program di Kabupaten Gresik, mengatakan bahwa akses air keran tidak lagi menjadi tantangan baginya.
Penduduk setempat pun telah disediakan septic tank yang terhubung ke operator air limbah untuk penyedotan rutin.
Tetapi Infrastruktur hanya sebagian dari keseluruhan upaya yang dihadirkan. Evaluasi awal yang dilakukan oleh CARE Indonesia menunjukkan perlunya komunikasi perubahan perilaku di masyarakat setempat untuk menciptakan kesadaran tentang WASH, dan khususnya mencuci tangan, untuk mengurangi stunting. Visi ini mendorong CARE untuk menyusun strategi yang secara khusus dapat merangkul anak-anak, di Kabupaten Serang dan Bone.
“Dalam sesi praktik, kami meminta anak-anak untuk menunjukkan kepada kami bagaimana cara mereka mencuci tangan. Kami mengadakan lomba di dalam sekolah, dan antar Kelompok sekolah, dengan tema cuci tangan. Setiap siswa diminta untuk membuat dan mempraktikkan tarian cuci tangan buatan mereka sendiri. Sekolah menciptakan berbagai koreografi rutin untuk merayakan Hari Cuci Tangan Sedunia (15 Oktober) setiap tahunnya, dan tariannya diunggah ke website internal sekolah dan media sosial," ungkap seorang pejabat CARE.
Namun, intervensi langsung hanyalah salah satu cara menghadapi tantangan WASH yang berat di Indonesia. Setelah melihat dampak dari pendekatan program ini, pemerintah daerah mencontoh praktik WASH CARE dan Cargill di sekolah dan komunitas lainnya. Di Kabupaten Serang, misalnya, pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan WASH ini.
Hanya dalam empat tahun, upaya IUWASH PLUS dalam kemitraan dengan Cargill telah membawa perubahan yang drastis.
Di tingkat warga
- 1400+ orang menerima sambungan air baru yang lebih baik dari mitra perusahaan Daerah Air minum (PDAM).
- 1.200+ orang yang tidak mampu dan rentan sudah memperoleh akses ke layanan sanitasi yang dikelola dengan aman
Di tingkat siswa
- 10 fasilitas toilet yang dibangun di sekolah di Serang dan Bone memberikan manfaat langsung kepada 1.404 anak (680 anak perempuan)dan 5.616 anggota keluarga secara tidak langsung (2.720 perempuan dan anak perempuan) melalui kampanye perilaku sehat
- Penurunan 19,2% jumlah siswa yang tidak hadir karena diare
Jangkauan WASH Sekolah
- Proyek ini menciptakan dan melatih komite WASH dan gizi di setiap sekolah, yang terdiri dari 62 anggota (29 anak perempuan), termasuk orang tua, guru, dan kepala sekolah
- Tim kemitraan CARE Cargill memberikan pelatihan tambahan kepada 55 perwakilan (30 perempuan) dari sekolah penerima manfaat di Serang dan Bone tentang cara mengoperasikan dan memelihara fasilitas sanitasi.
- Selain itu, 76 siswa (49 di antaranya perempuan) dari empat sekolah replikasi di Serang dilatih untuk merawat toilet yang disediakan pemerintah.
Secara keseluruhan, angka-angka ini memperkuat target Pemerintah Indonesia untuk memenuhi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, yakni menyediakan 100 persen akses ke air bersih, termasuk 15 persen dengan memiliki akses ke air yang dikelola dengan aman, dan 90% dengan akses ke sanitasi yang lebih baik, dengan 15 persen sanitasi yang dikelola dengan aman.