Reforestasi daerah aliran sungai (DAS) Kedunglarangan, memulihkan permukaan air tanah dan meningkatkan ekonomi pertanian daerah
Lereng Gunung Arjuna di kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sejak dulu adalah sumber air tanah utama dan memiliki kualitas air tanah yang baik. Air ini menopang kehidupan dan industri di wilayah tersebut. Tumbuh-tumbuhan dan pepohonan lebat yang menampung air hujan di sekitar daerah aliran sungai (DAS) tersebut mengatur aliran air ke hilir, yang sangat penting untuk fungsi sistem hidrologi lokal yang efisien. Namun, selama beberapa dekade terakhir, pepohonan di Gunung Arjuna berangsur menipis sehingga mengakibatkan mata air dan cadangan air tanahnya terkuras habis.
Melindungi hutan dan ekosistem sekitarnya sangat penting untuk memelihara Bumi dengan cara yang aman, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.Cargill berkomitmen untuk memberantas deforestasi dari rantai pasokannya dan mencapai pengelolaan air yang berkelanjutan dalam operasi dan DAS prioritasnya. Maka dari itu, anak usaha Cargill di Indonesia, PT. Sorini Agro Asia Corporindo, Tbk, telah bekerja sama dengan pemerintah daerah dan Yayasan Cempaka sejak tahun 2014 untuk memulihkan kepadatan hutan dan ketinggian air tanah di kawasan sekitar DAS Kedunglarangan.
Pohon-pohon yang sudah ditanam antara lain alpukat, pisang, cengkeh, sukun, dan lemon; beberapa menghasilkan kopi; beberapa area tumbuh subur bahkan selama musim kemarau; dan sebagian lainnya berfungsi sebagai pakan kambing. Tanaman yang dijadikan pakan kambing memang disengaja, karena sebagian besar penduduk desa di sini adalah penggembala kambing.
Program ini cepat memberikan hasil, dengan para peternak melihat peningkatan jumlah kambing menjadi lebih dari 80 dalam setahun. Sejak saat itu desa menjadi mandiri, denganmasyarakat setempat merawat pohon yang sudah mereka bantu tanam, dan bisnis peternakan kambing mereka juga turut berkembang. Ditambah lagi, ada peningkatan besar dalam jumlah dan spesies burung yang terlihat di hutan.
Sementara itu, pohon yang ditanam sejak 2014-2017 juga mulai berbuah. Dibantu oleh Yayasan Cempaka dan Cargill, penduduk setempat memanen biji kopi dan buah-buahan lalu menjualnya untuk penghasilan tambahan.
Cargill berkomitmen untuk memberantas deforestasi hutan dari rantai pasokan pertanian kami secara global menjadi bebas deforestasi dan konversi (DCF) pada tahun 2030, dan komitmen ini juga berfungsi untuk mempertahankan sumber daya alam kita, dimulai dari penjaga bumi kita – para petani. Demi melindungi tanah kita di masa depan, kita harus menjaga kesehatan dan ketahanannya mulai sekarang. Dengan berinovasi dan menerapkan solusi berkelanjutan yang melestarikan tanah kita dan melestarikan sumber air, serta mendukung ketahanan pertanian, kita dapat membantu masyarakat dan komunitas untuk berkembang dalam jangka panjang.
Warga desa sangat mengapresiasi program ini. “Praktik agroforestri yang diperkenalkan oleh Yayasan Cempaka dan Cargill kepada kami sangatlah bermanfaat,” kata salah satu petani hutan. “Kami merawat pohon dan kambing kami sekaligus. Kami telah beralih dari yang dulunya hanya sebagai penonton kini menjadi peserta aktif dalam melindungi hutan dan juga menuai hasil keuangan yang baik yang membantu kami memenuhi kebutuhan rumah tangga dan sekolah anak-anak kami.”
Yayasan Cempaka juga mendorong partisipasi para pemuda dalam program ini melalui edukasi berbagai kegiatan peduli lingkungan.